Mingalabar! Negara yang baru beberapa tahun belakangan ini membuka diri ke-dunia luar (Hubungan
Diplomatik) dan khususnya pada negera-negara anggota ASEAN. Mungkin kalau
diibaratkan 8:10 orang lebih memilih berwisata ke negara maju. Dan gue memilih
untuk mengunjungi negara yang baru
membangun. Indonesia termasuk negara yang berkembang lohh... ini gue ke negara
yang baru membangun.
Myanmar, mungkin gak pernah terlintas dipikiran orang
untuk dijadikan dalam bucket list nya? Atau dalam perjalanan traveling nya? Atau
bahkan gak pernah kepikiran sama sekali ini negara apa?. Hehe. Saat ini yang
mungkin lebih dikenal dari negara ini adalah tentang isu genosida ras muslim
disana. Sehingga mungkin banyak diantara kita tidak suka dengan negara ini. Gak bisa dipungkiri
memang, gue sendiri memberanikan diri beli tiket dari bulan September 2016
cukup kesulitan buat ngajak yang mau jadi travelmate.
Sebenarnya
ada satu traveler yang sudah konfirm mau ikut bareng gue dari bulan Oktober
2016, tapi dengan alasan pekerjaan 2 minggu sebelum keberangkatan dia
memutuskan untuk batal. Dan untungnya lagi gue masih punya satu temen yang
emang udah jadi travelmate dari pas ke Kamboja Maret 2016 lalu. Dia pun baru
mau ikut setelah gue bujuk dan akhirnya memberanikan diri membeli tiket dibulan
Januari 2017, Zulvah nama nya asli Jatim #asek.
|
Orang-orang mah udah ke Koreya, gue? ah.. syudahlah |
Keberangkatan gue trip kali ini memang bener-bener
mendebarkan, bukan karena nungguin salju or bunga mekar tapi, lagi-lagi isu
genosida itu memanas di akhir tahun 2016 atau sekitar bulan November –
Desember. Disamping itu temen trip juga berhijab *bukan mempermasalahkan hijab
nya loh ya* yang gue khawatirin adalah keselamatan diri kita saat traveling
keliling Myanmar. Dan yang palingggg bikin gaslaww mau batalin trip ini adalah
pada akhir Januari 2017 baca di berita international tokoh muslim (pengacara)
Myanmar tewas ditembak dibandara Yangon, sesaat setibanya beliau dari kunjungan kerja
ke Indonesia. Akhir Januari 2017 itu, gue berharap zulvah gak baca berita
tentang ini atau pun dengar dari orang berita ini. *dan bener aja dia gak tau
sama sekali tentang berita ini, kalo bukan gue yg kasih tau*. Kata dia: “untung
aku gak tau berita ini git!! Kalo tau mungkin aku gak berangkat. Aku emang uwis
gak mau cari tau ini itu, supaya aku berani berangkat ke Myanmar. Iyak.. dia gak
tau, nah gue disana deg-degkan parah -__- `
Untuk
lebih memantapkan hati dan jiwa raga, sebelum gue berangkat ke Myamnar bulan
Maret 2017 adalah berkomunikasi via email dengan kedubes RI di Yangon. Dan meyakinkan kita jika, silahkan berwisata ke Myanmar disini kondisinya masih
kondusif, tapi kalian juga harus jaga diri. Selama belum ada Travel Warning dari
Kedubes RI, yo monggo pijakkan kaki kesini. Terima kasih bapak iqbal atas
balasan emailnya.
|
Sah |
Akhirnya
Rabu, 08 maret 2017 dengan kebulatan tekad kami berdua-pun terbang ke Myanmar dengan
terlebih dahulu transit di Singapore ± 5 jam (Jetstar 3K202). Sampai di
Singapore kita berdua mengisi waktu transit ke Merlion Park, karena landing di
terminal 1 kita harus menuju terminal 2 menggunakan sky train (free). Setelah itu
naik MRT Green line turun di stesen Tanah merah, lanjut lagi naik MRT Green line
turun di Stesen Raffles Place, lanjut jalan kaki ±10 menit sampailah di ICON
Singapore “Merlion” .
|
selamat ulang tahun perak ke-25 zulvah. accidentally my travelmate trip #8March |
|
airnya buat bekel dijalan nanti |
|
Jauh-jauh ke Singapore jadi kang tambel ban. btw ada yg mau ditambel hati nya gak? #eaa #Changi
|
Jam menunjukkan
pukul 03.30 pm waktu Singapore, sampai di Changi airport lagi dan antree imigrasi,
again zulvah harus mengeluarkan isi tas nya, karena dicurigai oleh petugas
imigrasi, padahal dia bawa parfum bo*dy shop. Wkaka.. sebelumnya di Soetta dia juga
harus buka isi tas nya gara-gara parfum itu. *meski gw bawa botol parfum
refill, tapi selalu selamat*. Wkaka. Setelah urusan imigrasi selesai, sejenak
kita cari tempat sholat di bandara Changi. After sholat zulvah sudah kelaparan,
tapi waktu menunjukkan jam 04.40 pm, sedangkan open gate Jetstar 3K583
jam 05.00 pm. Dan saat itu belum jelas juga gate nya dimana, kita dimana. Tetep mesen
makan dengan menu nasi lemak, la-ala running man sambil nahan deg-degkan
ketinggalan pesawat. Bener aja, liat di layar flight gate nya ada di ujung
dunia ! (kalo ga salah gate N49) dan kita ada di gate F atau mana ya lupa. Terjadilah tragedi running man la-ala di bandara Changi., sumpeeh lari-larian sama zulvah sampe gue gak sanggup lari lagi (lari dari kenyataan? sanggup!) dan batuk-batuk bengek -___-. Alhamdulillah, gak kena drama ketinggalan
pesawat.
Antrian sudah memanjang, banyak bule dan warga lokal
yang seperti nya menjadi TKI di Singapore mau pulang kampong satu pesawat
dengan kita. Dapet seat aisle, yang ditengah mbak-mbak yang sepertinya tkw dan di
window seat bapak-bapak warga Myanmar juga. Setelah ± 1 jam take off bapak-bapak dan
mbak-mbak ini minta ke pramugari untuk disediakan kantung sampah. Dan apa yang
terjadi... mereka berdua ngunyah sirih mamen. Gak lama setelah itu, mbak-mbak
samping gue nanya, pake bahasa Myanmar. Gue geleng-geleng kepala dan gue bilang
i'm Indon. Dia kaget dan antusias , nanya “mau ngapain ke Myanmar?”, gue jawab “Liburan”.
Dia makin seneng sambil angkat jempol tangan “Good! Welcome to Golden Land” dan
bibirnya udah merah sambil terus ngunyah sirih. Ya, ampun baru kali ini
liat orang di pesawat ngunyah sirih -__- . Biasanya kan Gue liat orang ngunyah sirih di
rumah mbah, pas mudik di kampung.
|
Jangan lupa isi arrival card di pesawat |
|
kuku warna-warni mbak-mbak myanmar sebelah gue. heheu #manjah |
07:15
pm pesawat landing manjah di Yangon International Airport. Perbedaan waktu nya, Myanmar 30 menit lebih lambat dari Jakarta ya. Sampai dibandara, cukup terkesan
juga karena, gue kira bakal ngalamin kayak di bandara Phnom Penh, tapi
better lah bandara Yangon “new building” soalnya. Sayangnya disini masih pelit
wi fii dan belum ada starbucks, wkaka. But coffee bean, BK dan KFC sudah
tersedia kok dibandara ini. Urusan imigrasi lancar, lanjut ke money changer
yang masih terdapat didalam bandara. Kemarin dapat rate USD 1 = Kyat 1.358 dibaca nya chat ya,
nuker uang USD 150 & sisa uang SGD 20 untuk bekal selama perjalanan.
Sebenernya setelah nuker uang sudah antre buat beli sim card oredoo (kyat 5.000)
yang ada di bandara, tapi karena kita harus ke Aung Mingalar bus Station jam 09.00
pm sedangkan, sudah jam 08.00 pm akhirnya gak jadi beli sim card deh. Oh iya,
ada 3 brand simcard yang terkenal di Myanmar yaitu, Oredoo, MPT dan Telenor.
|
unch.., unch.., gak nyangka Yangon punya bandara sebagus ini #ihiiw |
|
Landing manjah di Yangon |
|
beli simcard di terminal bus, saran lebih baik beli di bandara aja yang for tourist. karena gue kemaren baru pake bentar udah ga berfungsi ni kartu entah kenapa?soalnya message nya tulisannya kriting-kriting
|
Naik taxi seharga Kyat 10.000 / USD 10, sekitar 30
menit kita sampai di Aung Mingalar Bus Stastion, kita diantar sampai depan pull
JJ Bus Express. Dari naik taxi inilah mulai terdengar suara-suara seperti
orang yang tenggorokannya gatal mau buang dahak, supir taxi nya sendiri nyirih
dan buang ludah di jalan. Begitupun orang-orang lain yang kita lihat
disepanjang jalan *mohon bersabar ini myanmar*. Sebelumnya kita sudah
booking tiket bus via email ke: joyousjourney.express@gmail.com
dan sesampainya disini kita baru membayar cash, kerena di web nya belum bisa
payment pakai CC. Kita booking untuk perjalanan Yangon – Mandalay (USD 12) dan
Bagan – Yangon (USD 19). Bus nya lumayan comfy dan AC nya dingin, sayang steker buat
charge HP nya kurang berfungsi. Perjalanan ke Mandalay ± 9 jam & sempat berhenti satu kali di rest area sekitar pukul 12.00 pm semua penumpang
harus turun, gue dan zulvah masih setengah sadar serta gak ngerti musti makan
apaan.
|
Tengah malam diperhentian bus, binggung mau makan apa dan ngapain |
Kamis,
09 Maret 2017, Pukul 06.00 am sampai diterminal Mandalay, seperti di Indonesia,
begitu nyampe terminal atau bandara atau stasiun pasti jadi artis dadakan deh buat supir taxi/
ojek. Sudah diikutin sama supir taxi sih, tapi kita bilang kita mau yang bisa
bahasa inggris dan akhirnya datanglah seorang pemuda yang jago bahasa inggris
yang membantu kita untuk mencarikan agen bus ke Bagan. Sebenarnya kita mau booking ke OK Van yang beralamat di 25th street between 86th & 87th street. tapi, si mas-mas ini mengarahkan agar pesan didalam terminal saja, kalau ketempat OK Van jauh. Atau jika kalian gak mau ribet, bisa pesan online tiket bus disini: myanmarbusticket.com . Setelah negosiasi sepakat
dapat harga taxi Kyat 30.000 seharian keliling Mandalay / sampai jam 03.00 pm .
Dapet supir taxi umur ± 28 tahun nama nya mr. Win Zaw. Orangnya baik tapi, agak
pendiem kalo kita gak ajak ngomong, ya dia diem aja dan dia suka bukain pintu
buat kita. Di Myanmar menganut sistem lalulintas kanan ya.
|
selfie with mr. winzaw kang taxi andalan yang suka benerin poni ke kuping. hehe |
|
Mr. winzaw dan taxi andalan nya. credit by: zulvah |
Kami pertama minta diantarkan ke 80th street - 82nd
Street Chan Aye Tharsan Township karena, disana banyak terdapat masjid atau bisa dibilang kawasan muslim di Mandalay. Sesampainya
disini benar saja kami banyak melihat wanita berhijab dan pria berpeci, suatu
penyegaran bagi kami karena dari semenjak landing belum melihat wanita
berhijab. Kalau pria & wanita bersarung (Longyi) sih banyak karena, memakai
sarung sudah menjadi pakaian keseharian warga Myanmar. Coba nanya ke warga
lokal yang lagi pada sarapan, dimana masjid? mereka bilang jalan saja lurus.
Ternyata kanan-kiri sepanjang jalan ini memang terdapat masjid, entah kenapa gue dan zulvah belok
memasuki gang yang didalamnya terdapat 2 masjid besar posisinya bersebelahan.
Masjid yang ada dikiri jalan ornamen warna nya Hijau dan Masjid yang ada
dikanan jalan ornamen warna nya pink. Kita pun bertanya kesalah satu warga (bapak-bapak)
yang kebetulan lewat “Kita berdua ingin sholat?”. Dengan keterbatasan bahasa
inggris bapak itu jawab “sunni , wanita tidak bisa sholat di masjid”. Dia menunjuk
masuk ke masjid hijau yang ada persis disebelah kiri kita, terus kita pake
bahasa tubuh lagi gerakan sholat, dia mengangguk-kan kepala.
|
Suasana pagi di terminal bus mandalay (berdebuhh...) |
|
morning situation at 80th street chan aye tharsan township, muslim area
|
Akhirnya kita berdua masuk masjid ini, dan nampak
sepi karena memang sudah jam 07.00 am, kita bertemu dengan bapak-bapak penjaga
masjid yang sudah tua dan membukakan pintu kamar mandi untuk kita. Baik dan
diterima banget kita, bisa wudhu dhuha dan ganti baju, serta cuci muka *ga
mandi dari Singapore wkakaka.
Setelah
dari Masjid kita melanjutkan perjalanan, kali ini terserah kang taxi deh list
mana dulu yang mau didatangi. Pertama kita diantarkan ke Mahamuni Pagoda (free
entrance) tapi, kalau bawa kamera DSLR bayar Kyat 500. Mahamuni pagoda ini merupakan
salah satu dari kuil yang sangat disucikan di Mandalay. Ingat ya setiap masuk pagoda/temple
harus nyeker, tanpa alas kaki dan kaos kaki. Di dalam kita seperti banyak
diliatin oleh warga Myanmar/ kita berdua yang belum terbiasa dengan
tatapan-tatapan warga disini ya. Entahlah, perasaan takut masih sering
membayangi. But, so far so good kok.
|
pemuda-pemuda kekinian, tetap memakai longyi |
|
suasana didalam mahamuni pagoda |
|
sudut mahamuni pagoda |
Lanjut ke tempat ke-Dua kita diantarkan ke U-Bein Bridge – Amarapura, kabarnya jembatan kayu jati ini yang terpanjang di dunia, yang berdiri diatas danau Taung Tha Man .
|
Kayu jati U-Bein Bridge Amarapura |
|
danau nya agak mengering, dibawahnya buat lahan perkebunan seperti tanaman kacang tanah dan buah semangka |
|
udah disamperin buat foto. kirain merek orange terkenal itu, gak tau nya bukan, kw nih kw -___- #bzztt |
|
merenungkan kalo kayu jati begini di bawa pulang, mungkin udah jadi kursi atau lemari. hehe |
|
Bocah penjual Thanaka (bedak dingin khas myanmar), itu pake bedak apa masker sih tong?? |
Tempat ke-Tiga yang dikunjungi adalah Maha Gandaryon Monastery atau pesantren para biksu, untuk melihat monk feeding jam 10.00 . Sebenernya heran juga sih kok mau makan saja bisa jadi bucket list yang wajib kunjungi kalo kalian ke Mandalay. Masih terkait dengan alasan isu-isu hangat, gue bilang ke zulvah untuk memakai jaket hoodie agar lebih aman. Ya,. meski rasa ketakutan selalu membayangi terlebih kita mampir ke tempat seperti ini, rasanya seperti menceburkan diri bukan?. But, sekali lagi gak kenapa-napa.. this is safely for us! #ciyus .
|
monk berbaris bersiap memasuki ruang untuk makan. banyak bule-bule yang menyaksikan hal ini. sebenarnya agak kasihan sih, monk nya berjalan nunduk dengan tenang. tapi, ratusan kamera terus cekrek-cekrek. credit by: zulvah |
|
Many tourist pada antri buat foto-foto |
|
monk yang masih kecil. credit by: zulvah |
|
di depan maha gandaryon monastery
|
Tiga tempat telah dikunjungi, satu tempat terakhir
dalam list yang belum dikunjungi adalah Mandalay Hill, tempatnya agak jauh dari
kota dan sedikit menanjak. Sesampainya disini, tragedi sendal putus (asal jangan hati abang aja yg putus #bzzt), alhasil
beli sendal lokal dengan harga Kyat 2.000 Lumayan lah. Naik ke Mandalay Hill
enak loh ada excalatornya tinggi beud... sampai diatas masuk Su Taung Pyai Pagoda (bayar seikhlasnya/ Kyat 500) dengan ornamen
emas dan kaca-kaca. Disini cuacanya panas terlebih lagi kita nyekerrr... jadi
musti milih-milih nih selain kepanasan, takut nginjek bercak-bercak merah bekas air
liur nyirih warga disini. Ihiiww...
|
excalator menuju mandalay hill. credit by: zulvah |
|
sudut temple mandalay hill. ornamen emas dan kaca |
|
Every Religion is Peace !. Setiap agama mengajarkan tentang kebaikan dan keramahan. Jika kamu tiada damai dan penuh amarah. maka kamu belum memaknai benar arti ajaran Tuhan mu. |
|
View from mandalay hill. *gersang ya... hehe |
Cuaca makin panas dan sepertinya Mandalay Hill jadi
tempat terakhir kita disini. Sampai jam 01.00 pm kita minta diantarkan lagi ke 80th
street - 82nd Street Chan Aye Tharsan Township lagi untuk sholat dzuhur dan ashar di jamak. Ada
dua aliran disini sunni dan syiah, tapi bagi gue masjid adalah tempat untuk sholat
atau ibadah bukan tempat untuk perbedaan atau membedakan, ya toh?. Setelah sholat
kami menyempatkan diri membeli roti dan camilan untuk bekal perjalanan
kami ke Bagan sore ini. Sesampainya di taxi, zulvah pake segala lupa naro HP
nya lagi dan ternyata ketinggalan di masjid. Alhamdulillah, masih ada HP
nya.
|
sudut masjid
|
Sekitar pukul 02.30 pm, kita sampai lagi di terminal
bus. Bus yang kita naiki ke Bagan berangkat jam 03.30 pm (Kyat 12.500) lama
perjalanan sekitar 5 jam. Saat nunggu bus inilah terjadi tragedi ada kang taxi
(sepertinya dia yang ngikutin kita dari awal turun bus) marah-marah, katanya
uang yang kita bayar Kyat 30.000 ke mr. winzaw itu kurang seharusnya Kyat 35.000, waduh! mana
pemuda yang bantuin nyari taxi tadi pagi itu gak ada dan supir taxi mr. winzaw juga udah
gak tau kemana. Bapak-bapak ini terus ngomel dan marah-marah dengan bahasa
inggris yang kurang jelas intinya dia minta kekurangan uang taxi kyat 5.000,
yaudahlah dari pada makin panjang dan kita juga disini gak kenal siapa-siapa. Akhirnya, kita
kasih uang kyat 5.000 ke bapak-bapak itu.
Note: warga di Mandalay ramah-ramah, kecuali kang taxi yang malak tadi, Eerrrr .
Kyei Zu Tin Ba De (cizumbade) = Terima Kasih .
|
nama bus buat ke bagan Moe Thout Htun *agak susah diucap ya. heheu |
cheers semoga cerita nya berkah~
atiggg
Mbak penginapan ada nggak di mandalay?
BalasHapusada nama daerahnya disekitar Chan Aye Thar Zan Township .
Hapus