Minggu, 02 April 2017

Keliling MANDALAY - Myanmar

           Mingalabar! Negara yang baru beberapa tahun belakangan ini membuka diri ke-dunia luar (Hubungan  Diplomatik) dan khususnya pada negera-negara anggota ASEAN. Mungkin kalau diibaratkan 8:10 orang lebih memilih berwisata ke negara maju. Dan gue memilih untuk mengunjungi  negara yang baru membangun. Indonesia termasuk negara yang berkembang lohh... ini gue ke negara yang baru membangun.
        Myanmar, mungkin gak pernah terlintas dipikiran orang untuk dijadikan dalam bucket list nya? Atau dalam perjalanan traveling nya? Atau bahkan gak pernah kepikiran sama sekali ini negara apa?. Hehe. Saat ini yang mungkin lebih dikenal dari negara ini adalah tentang isu genosida ras muslim disana. Sehingga mungkin banyak diantara kita tidak suka  dengan negara ini. Gak bisa dipungkiri memang, gue sendiri memberanikan diri beli tiket dari bulan September 2016 cukup kesulitan buat ngajak yang mau jadi travelmate.
             Sebenarnya ada satu traveler yang sudah konfirm mau ikut bareng gue dari bulan Oktober 2016, tapi dengan alasan pekerjaan 2 minggu sebelum keberangkatan dia memutuskan untuk batal. Dan untungnya lagi gue masih punya satu temen yang emang udah jadi travelmate dari pas ke Kamboja Maret 2016 lalu. Dia pun baru mau ikut setelah gue bujuk dan akhirnya memberanikan diri membeli tiket dibulan Januari 2017, Zulvah nama nya asli Jatim #asek.

Orang-orang mah udah ke Koreya, gue? ah.. syudahlah

               Keberangkatan gue trip kali ini memang bener-bener mendebarkan, bukan karena nungguin salju or bunga mekar tapi, lagi-lagi isu genosida itu memanas di akhir tahun 2016 atau sekitar bulan November – Desember. Disamping itu temen trip juga berhijab *bukan mempermasalahkan hijab nya loh ya* yang gue khawatirin adalah keselamatan diri kita saat traveling keliling Myanmar. Dan yang palingggg bikin gaslaww mau batalin trip ini adalah pada akhir Januari 2017 baca di berita international tokoh muslim (pengacara) Myanmar tewas ditembak dibandara Yangon, sesaat setibanya beliau dari kunjungan kerja ke Indonesia. Akhir Januari 2017 itu, gue berharap zulvah gak baca berita tentang ini atau pun dengar dari orang berita ini. *dan bener aja dia gak tau sama sekali tentang berita ini, kalo bukan gue yg kasih tau*. Kata dia: “untung aku gak tau berita ini git!! Kalo tau mungkin aku gak berangkat. Aku emang uwis gak mau cari tau ini itu, supaya aku berani berangkat ke Myanmar. Iyak.. dia gak tau, nah gue disana deg-degkan parah -__- `
            Untuk lebih memantapkan hati dan jiwa raga, sebelum gue berangkat ke Myamnar bulan Maret 2017 adalah berkomunikasi via email dengan kedubes RI di Yangon. Dan meyakinkan kita jika, silahkan berwisata ke Myanmar disini kondisinya masih kondusif, tapi kalian juga harus jaga diri. Selama belum ada Travel Warning dari Kedubes RI, yo monggo pijakkan kaki kesini. Terima kasih bapak iqbal atas balasan emailnya.

Sah
             Akhirnya Rabu, 08 maret 2017 dengan kebulatan tekad kami berdua-pun terbang ke Myanmar dengan terlebih dahulu transit di Singapore ± 5 jam (Jetstar 3K202). Sampai di Singapore kita berdua mengisi waktu transit ke Merlion Park, karena landing di terminal 1 kita harus menuju terminal 2 menggunakan sky train (free). Setelah itu naik MRT Green line turun di stesen Tanah merah, lanjut lagi naik MRT Green line turun di Stesen Raffles Place, lanjut jalan kaki ±10 menit sampailah di ICON Singapore “Merlion” . 

selamat ulang tahun perak ke-25 zulvah. accidentally my travelmate trip #8March
airnya buat bekel dijalan nanti
Jauh-jauh ke Singapore jadi kang tambel ban. btw ada yg mau ditambel hati nya gak? #eaa #Changi

               Jam menunjukkan pukul 03.30 pm waktu Singapore, sampai di Changi airport lagi dan antree imigrasi, again zulvah harus mengeluarkan isi tas nya, karena dicurigai oleh petugas imigrasi, padahal dia bawa parfum bo*dy shop. Wkaka.. sebelumnya di Soetta dia juga harus buka isi tas nya gara-gara parfum itu. *meski gw bawa botol parfum refill, tapi selalu selamat*. Wkaka. Setelah urusan imigrasi selesai, sejenak kita cari tempat sholat di bandara Changi. After sholat zulvah sudah kelaparan, tapi waktu menunjukkan jam 04.40 pm, sedangkan open gate Jetstar 3K583 jam 05.00 pm. Dan saat itu belum jelas juga gate nya dimana, kita dimana. Tetep mesen makan dengan menu nasi lemak, la-ala running man sambil nahan deg-degkan ketinggalan pesawat. Bener aja, liat di layar flight gate nya ada di ujung dunia ! (kalo ga salah gate N49) dan kita ada di gate F atau mana ya lupa. Terjadilah tragedi running man la-ala di bandara Changi., sumpeeh lari-larian sama zulvah sampe gue gak sanggup lari lagi (lari dari kenyataan? sanggup!) dan batuk-batuk bengek -___-. Alhamdulillah, gak kena drama ketinggalan pesawat.
                Antrian sudah memanjang, banyak bule dan warga lokal yang seperti nya menjadi TKI di Singapore mau pulang kampong satu pesawat dengan kita. Dapet seat aisle, yang ditengah mbak-mbak yang sepertinya tkw dan di window seat bapak-bapak warga Myanmar juga. Setelah ± 1 jam take off bapak-bapak dan mbak-mbak ini minta ke pramugari untuk disediakan kantung sampah. Dan apa yang terjadi... mereka berdua ngunyah sirih mamen. Gak lama setelah itu, mbak-mbak samping gue nanya, pake bahasa Myanmar. Gue geleng-geleng kepala dan gue bilang i'm Indon. Dia kaget dan antusias , nanya “mau ngapain ke Myanmar?”, gue jawab “Liburan”. Dia makin seneng sambil angkat jempol tangan “Good! Welcome to Golden Land” dan bibirnya udah merah sambil terus ngunyah sirih. Ya, ampun baru kali ini liat orang di pesawat ngunyah sirih -__- . Biasanya kan Gue liat orang ngunyah sirih di rumah mbah, pas mudik di kampung.

Jangan lupa isi arrival card di pesawat

kuku warna-warni mbak-mbak myanmar sebelah gue. heheu #manjah

                07:15 pm pesawat landing manjah di Yangon International Airport. Perbedaan waktu nya, Myanmar 30 menit lebih lambat dari Jakarta ya. Sampai dibandara, cukup terkesan juga karena, gue kira bakal ngalamin kayak di bandara Phnom Penh, tapi better lah bandara Yangon “new building” soalnya. Sayangnya disini masih pelit wi fii dan belum ada starbucks, wkaka. But coffee bean, BK dan KFC sudah tersedia kok dibandara ini. Urusan imigrasi lancar, lanjut ke money changer yang masih terdapat didalam bandara. Kemarin dapat rate USD 1 = Kyat 1.358 dibaca nya chat ya, nuker uang USD 150 & sisa uang SGD 20 untuk bekal selama perjalanan. Sebenernya setelah nuker uang sudah antre buat beli sim card oredoo (kyat 5.000) yang ada di bandara, tapi karena kita harus ke Aung Mingalar bus Station jam 09.00 pm sedangkan, sudah jam 08.00 pm akhirnya gak jadi beli sim card deh. Oh iya, ada 3 brand simcard yang terkenal di Myanmar yaitu, Oredoo, MPT dan Telenor.

unch.., unch.., gak nyangka Yangon punya bandara sebagus ini #ihiiw

Landing manjah di Yangon
beli simcard di terminal bus, saran lebih baik beli di bandara aja yang for tourist. karena gue kemaren baru pake bentar udah ga berfungsi ni kartu entah kenapa?soalnya message nya tulisannya kriting-kriting

               Naik taxi seharga Kyat 10.000 / USD 10, sekitar 30 menit kita sampai di Aung Mingalar Bus Stastion, kita diantar sampai depan pull JJ Bus Express. Dari naik taxi inilah mulai terdengar suara-suara seperti orang yang tenggorokannya gatal mau buang dahak, supir taxi nya sendiri nyirih dan buang ludah di jalan. Begitupun orang-orang lain yang kita lihat disepanjang jalan *mohon bersabar ini myanmar*.  Sebelumnya kita sudah booking tiket bus via email ke: joyousjourney.express@gmail.com dan sesampainya disini kita baru membayar cash, kerena di web nya belum bisa payment pakai CC. Kita booking untuk perjalanan Yangon – Mandalay (USD 12) dan Bagan – Yangon (USD 19). Bus nya lumayan comfy dan AC nya dingin, sayang steker buat charge HP nya kurang berfungsi. Perjalanan ke Mandalay ± 9 jam & sempat berhenti satu kali di rest area sekitar pukul 12.00 pm semua penumpang harus turun, gue dan zulvah masih setengah sadar serta gak ngerti musti makan apaan.

Tengah malam diperhentian bus, binggung mau makan apa dan ngapain

           Kamis, 09 Maret 2017, Pukul 06.00 am sampai diterminal Mandalay, seperti di Indonesia, begitu nyampe terminal atau bandara atau stasiun pasti jadi artis dadakan deh buat supir taxi/ ojek. Sudah diikutin sama supir taxi sih, tapi kita bilang kita mau yang bisa bahasa inggris dan akhirnya datanglah seorang pemuda yang jago bahasa inggris yang membantu kita untuk mencarikan agen bus ke Bagan. Sebenarnya kita mau booking ke OK Van yang beralamat di 25th street between 86th & 87th street. tapi, si mas-mas ini mengarahkan agar pesan didalam terminal saja, kalau ketempat OK Van jauh. Atau jika kalian gak mau ribet, bisa pesan online tiket bus disini: myanmarbusticket.com . Setelah negosiasi sepakat dapat harga taxi Kyat 30.000 seharian keliling Mandalay / sampai jam 03.00 pm . Dapet supir taxi umur ± 28 tahun nama nya mr. Win Zaw. Orangnya baik tapi, agak pendiem kalo kita gak ajak ngomong, ya dia diem aja dan dia suka bukain pintu buat kita. Di Myanmar menganut sistem lalulintas kanan ya. 
selfie with mr. winzaw kang taxi andalan yang suka benerin poni ke kuping. hehe
Mr. winzaw dan taxi andalan nya. credit by: zulvah
                Kami pertama minta diantarkan ke 80th street - 82nd Street Chan Aye Tharsan Township  karena, disana banyak terdapat masjid atau bisa dibilang kawasan muslim di Mandalay. Sesampainya disini benar saja kami banyak melihat wanita berhijab dan pria berpeci, suatu penyegaran bagi kami karena dari semenjak landing belum melihat wanita berhijab. Kalau pria & wanita bersarung (Longyi) sih banyak karena, memakai sarung sudah menjadi pakaian keseharian warga Myanmar. Coba nanya ke warga lokal yang lagi pada sarapan, dimana masjid? mereka bilang jalan saja lurus. Ternyata kanan-kiri sepanjang jalan ini memang terdapat  masjid, entah kenapa gue dan zulvah belok memasuki gang yang didalamnya terdapat 2 masjid besar posisinya bersebelahan. Masjid yang ada dikiri jalan ornamen warna nya Hijau dan Masjid yang ada dikanan jalan ornamen warna nya pink. Kita pun bertanya kesalah satu warga (bapak-bapak) yang kebetulan lewat “Kita berdua ingin sholat?”. Dengan keterbatasan bahasa inggris bapak itu jawab “sunni , wanita tidak bisa sholat di masjid”. Dia menunjuk masuk ke masjid hijau yang ada persis disebelah kiri kita, terus kita pake bahasa tubuh lagi gerakan sholat, dia mengangguk-kan kepala.

Suasana pagi di terminal bus mandalay (berdebuhh...)
morning situation at 80th street chan aye tharsan township, muslim area 

                  Akhirnya kita berdua masuk masjid ini, dan nampak sepi karena memang sudah jam 07.00 am, kita bertemu dengan bapak-bapak penjaga masjid yang sudah tua dan membukakan pintu kamar mandi untuk kita. Baik dan diterima banget kita, bisa wudhu dhuha dan ganti baju, serta cuci muka *ga mandi dari Singapore wkakaka.
                Setelah dari Masjid kita melanjutkan perjalanan, kali ini terserah kang taxi deh list mana dulu yang mau didatangi. Pertama kita diantarkan ke Mahamuni Pagoda (free entrance) tapi, kalau bawa kamera DSLR bayar Kyat 500. Mahamuni pagoda ini merupakan salah satu dari kuil yang sangat disucikan di Mandalay. Ingat ya setiap masuk pagoda/temple harus nyeker, tanpa alas kaki dan kaos kaki. Di dalam kita seperti banyak diliatin oleh warga Myanmar/ kita berdua yang belum terbiasa dengan tatapan-tatapan warga disini ya. Entahlah, perasaan takut masih sering membayangi. But, so far so good kok. 
pemuda-pemuda kekinian, tetap memakai longyi
suasana didalam mahamuni pagoda
sudut mahamuni pagoda
          Lanjut ke tempat ke-Dua kita diantarkan ke U-Bein Bridge – Amarapura, kabarnya jembatan kayu jati ini yang terpanjang di dunia, yang berdiri diatas danau Taung Tha Man . 

Kayu jati U-Bein Bridge Amarapura

danau nya agak mengering, dibawahnya buat lahan perkebunan seperti tanaman kacang tanah dan buah semangka
udah disamperin buat foto. kirain merek orange terkenal itu, gak tau nya bukan, kw nih kw -___- #bzztt

merenungkan kalo kayu jati begini di bawa pulang, mungkin udah jadi kursi atau lemari. hehe

Bocah penjual Thanaka (bedak dingin khas myanmar), itu pake bedak apa masker sih tong??

              Tempat ke-Tiga yang dikunjungi adalah Maha Gandaryon Monastery atau pesantren para biksu, untuk melihat monk feeding jam 10.00 . Sebenernya heran juga sih kok mau makan saja bisa jadi bucket list yang wajib kunjungi kalo kalian ke Mandalay. Masih terkait dengan alasan isu-isu hangat, gue bilang ke zulvah untuk memakai jaket hoodie agar lebih aman. Ya,. meski rasa ketakutan selalu membayangi terlebih kita mampir ke tempat seperti ini, rasanya seperti menceburkan diri bukan?. But, sekali lagi gak kenapa-napa.. this is safely for us! #ciyus .

monk berbaris bersiap memasuki ruang untuk makan. banyak bule-bule yang menyaksikan hal ini. sebenarnya agak kasihan sih, monk nya berjalan nunduk dengan tenang. tapi, ratusan kamera terus cekrek-cekrek. credit by: zulvah

Many tourist pada antri buat foto-foto
monk yang masih kecil. credit by: zulvah

di depan maha gandaryon monastery

                Tiga tempat telah dikunjungi, satu tempat terakhir dalam list yang belum dikunjungi adalah Mandalay Hill, tempatnya agak jauh dari kota dan sedikit menanjak. Sesampainya disini, tragedi sendal putus (asal jangan hati abang aja yg putus #bzzt), alhasil beli sendal lokal dengan harga Kyat 2.000 Lumayan lah. Naik ke Mandalay Hill enak loh ada excalatornya tinggi beud... sampai diatas masuk Su Taung Pyai Pagoda (bayar seikhlasnya/ Kyat 500) dengan ornamen emas dan kaca-kaca. Disini cuacanya panas terlebih lagi kita nyekerrr... jadi musti milih-milih nih selain kepanasan, takut nginjek bercak-bercak merah bekas air liur nyirih warga disini. Ihiiww...

excalator menuju mandalay hill. credit by: zulvah
sudut temple mandalay hill. ornamen emas dan kaca

Every Religion is Peace !. Setiap agama mengajarkan tentang kebaikan dan keramahan. Jika kamu tiada damai dan penuh amarah. maka kamu belum memaknai benar arti ajaran Tuhan mu.
View from mandalay hill. *gersang ya... hehe
                  
              Cuaca makin panas dan sepertinya Mandalay Hill jadi tempat terakhir kita disini. Sampai jam 01.00 pm kita minta diantarkan lagi ke 80th street - 82nd Street Chan Aye Tharsan Township  lagi untuk sholat dzuhur dan ashar di jamak. Ada dua aliran disini sunni dan syiah, tapi bagi gue masjid adalah tempat untuk sholat atau ibadah bukan tempat untuk perbedaan atau membedakan, ya toh?. Setelah sholat kami menyempatkan diri membeli roti dan camilan untuk bekal perjalanan kami ke Bagan sore ini. Sesampainya di taxi, zulvah pake segala lupa naro HP nya lagi dan ternyata ketinggalan di masjid. Alhamdulillah, masih ada HP nya.

sudut masjid

               Sekitar pukul 02.30 pm, kita sampai lagi di terminal bus. Bus yang kita naiki ke Bagan berangkat jam 03.30 pm (Kyat 12.500) lama perjalanan sekitar 5 jam. Saat nunggu bus inilah terjadi tragedi ada kang taxi (sepertinya dia yang ngikutin kita dari awal turun bus) marah-marah, katanya uang yang kita bayar Kyat 30.000 ke mr. winzaw itu kurang seharusnya Kyat 35.000, waduh! mana pemuda yang bantuin nyari taxi tadi pagi itu gak ada dan supir taxi mr. winzaw juga udah gak tau kemana. Bapak-bapak ini terus ngomel dan marah-marah dengan bahasa inggris yang kurang jelas intinya dia minta kekurangan uang taxi kyat 5.000, yaudahlah dari pada makin panjang dan kita juga disini gak kenal siapa-siapa. Akhirnya, kita kasih uang kyat 5.000 ke bapak-bapak itu.  Note: warga di Mandalay ramah-ramah, kecuali kang taxi yang malak tadi, Eerrrr . 
Kyei Zu Tin Ba De (cizumbade) = Terima Kasih .


nama bus buat ke bagan Moe Thout Htun *agak susah diucap ya. heheu
cheers semoga cerita nya berkah~
atiggg

2 komentar: